Tuesday, March 23, 2010

Saling memandang

Kalo untuk muda-mudi yang gi jatuh cinta acara saling memandang bisa bikin ser-ser an, senyum tersipu-sipu, mata jadi sendu (pengin dhuselan), kata-katapun tak cukup untuk mengungkapan rasa hati *halah.

Lain lagi kalo udah emak-emak gini, acara saling memandang justru menimbulkan rasa aneh, heran, bahkan serasa dagelan!!

Berawal dari acara (sok) nyalon di salah satu salon rambut profesional di mall ciputra waktu mudik dulu.
Setelah cuci rambut, duduklah aku di depan kaca untuk proses selanjutnya. Ditangani oleh seorang mbak yang manis dan murah senyum.
Ditengah-tengah pengeringan rambut tiba-tiba dia menyodorkan sisir kepadaku dan bilang "Tolong b....." *seeeeiirrrr..wiiinggggsssrrrrrr (suara dryer ).
Selanjutnya dia nggak mengulangi lagi kalimatnya, akupun gak tanya lagi cuma aku pegang sisir yg dia sodorkan.

Ada beberapa menit aku pegang terus sisirnya sambil mbatin "Mbak ini maksudnya apa tho wong ada meja didepan mosok aku suruh pegang, gak profesional banget" sambil kupandangi wajah dia dengan agak heran.
Begitu juga dengan si mbak nya waktu pandangan kami bertatapan, ada terlihat keanehan di matanya.

Kemudian sisir aku letakkan di meja, dan bertanyalah si mbak..."Belahannya sebelah mana ya mbak?"

"Oalah mbak...jadi tadi tuh ngasih sisir mo minta belahanku tho, aku tadi sempat heran kog malah disuruh pegang sisir"

"Lha aku juga heran mbak..kog daritadi sisirnya cuma dipegang
aja" katanya.

Setelah blak blakan kami pun ngakak sampe suara dryer pun kalah.
Oalah mbak..pandangan kita tadi memang betul betul penuh arti.